Kau tahu kenapa aku
sering mengunjungi toko buku? Karena aku jatuh cinta dengan si pramuniaga. -
Tuhan mengizinkanku
untuk jatuh cinta disaat matahari sedang melambaikan salam perpisahan di ujung
kota. Sosok yang membuatku jatuh cinta adalah dia yang bekerja di toko buku
indie langgananku. Dialah si pramuniaga.
Dari sekian banyak
kehadiranku di toko itu, aku bisa pastikan baru hari itu aku bertemu dengan
dia. Mungkin dia pegawai baru. Mungkin juga aku yang merasa dia baru karena itu
kali pertama aku berjumpa. Yang jelas, saat itu aku takjub.
Berjalan pelan sembari
menatap rak. Mata sibuk menatap dari arah bawa ke atas. Tak lupa juga tuk
sesekali melirik ke wajah si pramuniaga. Dua pengunjung wanita yang repot
mengeluarkan uang di hadapan si pramuniaga berhasil menjadi sekat penghalang
mataku yang usil menatap jahil ke wajah si pramuniaga.
Merayakan sepakbola yang
kucari akhirnya ketemu. Tepat disaat kios hanya diisi oleh dua orang manusia
yang belum saling mengenal. Tubuh kubawa mendekati meja kecil yang menjadi
tempat transaksi jual beli.
“Mba udah pernah baca
ini?” tanyaku menyelidik.
“Kok gitu mas tanyanya”
wajah cantiknya tidak luntur meski tawanya sedikit dipaksakan.
“Ya siapa tahu mba nya
jual buku ini karena mba menjual semua kesukaan mba” balasku dengan hehe
dibelakang.
“Harusnya bagus mas, kan
tentang sepakbola. Sama kayak kesukaannya mas nya”
Ah sa ae nih mba-mba
pramuniaga. Lum tau aja dia a good boyfriend is a liverpudlian cause he never
let his girlfriend walk alone. wahaha...
Obrolan singkat itu
berakhir dengan diserahkan tiga lembar uang dua puluh riibuan ke tangan
pramuniaga. Buku yang menjadi bahan ngobrolku pun berhasi ku bawa pulang dengan
segala ceritanya. Pertemuan itu akan menjadi awal perjumpaanku selanjutnya.
Dengan ini aku akan rajin ke toko buku.
Yogyakarta,
6 Oktober 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar