Minggu, 26 Februari 2023

Pasca Baca: Ada Metode Jakarta di Seluruh Dunia Bagian 1

Hamba selalu suka gaya penceritaan yang mengalir seperti didongengi. Bagi hamba, gaya bercerita seperti itu membuat orang yang mudah jenuh dalam membaca buku sedikit terbantu.  Terlebih, jika gaya bercerita itu digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang berat lagi rumit.

Gaya bercerita itulah yang hamba temukan pada karya Vincent Bevins. Salah satu karyanya sedang hamba baca lewat buku berjudul “Metode Jakarta”. Buku ini sering riwa-riwi di timeline Twitter hamba sejak dari masa terbitnya. Narasi-narasi yang beredar bilang bahwa buku ini ingin menunjukkan peristiwa tahun 1965 ada campur tangan Amerika Serikat dan karena keberhasilan di jakartalah Amerika dapat menerapkan metode ini di tempat lain. Rasa penasaran saya akan isi dalam buku ini baru terjawab pekan ini.

Dari dulu, hamba selalu percaya kejadian tahun 1965 di indonesia terjadi karena campur tangan Amerika Serikat. Hamba punya alasan kenapa bisa begitu; pertama, perang dingin adalah masa dimana ideologi komunis dan non komunis bersaing melalui kekuatan 2 negara adidaya. Kedua, tidak mungkin 2 negara adidaya ini membiarkan ‘anak-anak didiknya’ bertebaran ke seluruh penjuru dunia tanpa ‘dirawat’ secara teratur. Ketiga, 2 ideologi yang berseberangan ini berebut pengaruh dimana saja sehingga bisa dimaklumi jika berbagai cara ditempuh untuk menumpas yang satu dan yang lain.

Asumsi-asumsi diatas dijawab oleh mas Vincent Bevins sedikit demi sedikit. Pada bagian pendahuluan, saya sudah dibuat manggut-manggut oleh mas Vincent. Betapa komunisme di belahan dunia manapun ternyata masih menjadi hantu yang menyeramkan bagi warga dunia. Sisa-sisa propaganda ala perang dingin masih ditemui oleh mas Vincent dari pengelanaannya selama menjadi jurnalis di berbagai dunia. Cap komunis digunakan dengan mudah untuk melabeli kelompok yang berseberangan. Masyarakat yang masih mengalami trauma dapat dengan mudah terpicu melalui pelabelan sembarangan tersebut. Celakanya, cara-cara tersebut masih efektif sampai sekarang.

Bagi hamba, warga indonesia yang jengah dicekoki narasi PKI di dunia maya, masih tidak mengerti dengan pasti mengapa komunisme begitu ditakuti dan dilarang. Mas vincent menjelaskannya secara perlahan dan teratur. Dalam buku “Metode Jakarta”, dia memulai dengan gambaran yang lebih besar; bagaimana kondisi dunia pasca perang dunia ke dua.  Dunia yang porak poranda akibat perang menimbulkan negara-negara di berbagai belahan dunia mulai membangun jati dirinya kembali. Amerika Serikat dan Uni Soviet yang saat itu tampil sebagai pemenang perang awalnya tidak memiliki kecurigaan satu sama lain, tapi bibit-bibit itu mulai muncul setelah satu persatu partai komunis di beberapa negara menjadi pucuk pimpinan tertinggi. Dari situlah Amerika Serikat mulai was-was.

Mas Vincent mengajak pembaca untuk memahami kekhawatiran Amerika Serikat setahap demi setahap. Dimulai dari Guatemala, lalu merembet ke negara-negara lain. Dari subbab-subbab buku itu strategi CIA dan orang-orang dalam pemerintahan Amerika Serikat dikuliti satu persatu. Terima kasih atas analisis yang mendalam dari mas Vincent Bevins, serasa mengikuti cerita-cerita suspense.

Pada bab yang lain, Vincent Bevins mengajak pembaca memahami bagaimana peran negara-negara lain saat itu. Di buku pelajaran sekolah, rakyat indonesia mengenal poros tengah yang tercipta melalui Konferensi Asia Afrika. Nah, poros tengah itu memegang peran kunci dalam pertarungan dua ideologi. Negara-negara seperti Mesir, India, dan Indonesia adalah contoh bagaimana mereka bisa berdaulat di tengah-tengah kedigdayaan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Di bagian ini mas Vincent mencoba untuk mengajak pembaca masuk lebih dalam keterlibatan Amerika Serikat di benua Asia, khususnya Asia Tenggara. Cara-cara yang digunakan di Guatemala nyatanya tidak mempan di Asia Tenggara sehingga Amerika Serikat mulai mencari metode lain.

Sayangnya, hamba belum selesai membaca buku ini. Hamba belum sampai ditahap mengapa disebut Metode Jakarta dan awal mula kelahirannya. Buku setebal 416 halaman ini menurut hamba menawarkan cara pandang baru bagi pembaca yang ingin mengetahui bagaimana komunisme di indonesia sebenarnya ditumpas. Cara buku ini mengawali dari sudut pandang yang lebih luas untuk kemudian mengerucut lebih kecil membantu pembaca untuk menelusuri kembali renik-renik ingatan yang selama ini mungkin luput dari buku pelajaran sekolah. Mas Vincent Bevins juga memberi penjelasan yang cukup menarik bagaimana kondisi negara dunia ketiga pasca perang memandang dirinya sendiri; bahwa nasionalisme yang digelorakan saat itu adalah nasionalisme anti kolonialisme dan imperialisme. Negara dunia ketiga adalah semangat baru dan memang pantas untuk menjadi poros tengah dunia saat itu.

Meski hamba belum membaca sampai selesai, secara keseluruhan buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa saja yang ingin tahu pasti perihal sejarah kelam Indonesia di tahun 1965-1966. Vincent Bevins siap mengajakmu berkeliling dunia dan melihat bagaimana Metode Jakarta benar-benar lahir dari kejadian di negeri kita tercinta dan terlampau efektif digunakan sampai sekarang.

Gonilan, 26 Februari 2023

oleh Sholahuddin Al Ayubi

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar