Minggu, 04 Maret 2018

Tempat untuk Jomblo adalah di SBC



Saat itu cuaca mendung. Angin malam yang bertiup dari daratan akibat tingginya tekanan di darat terasa lembab ketika tubuh ini tiba di daerah klebengan. Cuaca yang berawan disertai cipratan air dari atas malah mengundang tanya kenapa kami nekat keluar untuk makan malam sedangkan di jok motor tidak ada mantel hujan.

Sebabnya,  Dua Insan yang kelaparan itu sudah saling berjanji untuk mengadakan santap makan. Janji yang terjalin tersebut membuat mereka menembus gelapnya malam menuju rumah makan yang disepakati. Dua insan itu pergi menuju ke SBC untuk meredakan gemuruh dalam perutnya.

Saiful, Bambang, dan Catur,  tempat itulah yang kami tuju. Rumah Makan yang biasa disingkat SBC ini berada di daerah Gayamsari, bersebelahan dengan Burjo “pergerakan” Samiasih. Warung makan yang mengambil tempat di sebuah rumah kontrakan yang sudah dimodifikasi ini berada di jakal KM 4.5 dengan nomor rumah E7. 

SBC memiliki tagline Spesial Cah Kangkung. Nyatanya, Menu yang disajikan di SBC beragam. Mulai dari makanan laut hingga makanan darat tersedia. Tentu saja, cah kangkung sebagai komoditi utamanya tetap dijadikan andalan. Cah kangkung yang disajikan tidak sendirian, cah kangkung ini juga memiliki variasi. Setiap menu makanan yang diberikan kepada pelanggan disajikan berduaan berdampingan dengan cah kangkung dalam satu piring makanan yang dipesan. Maka tidak heran apabila SBC dijuluki special cah kangkung karena alasan diatas.

Hindangan tiba. Sepiring cumi dan segelas air panas tersaji di hadapanku. Pun dengan teman makan saya yang akan menyantap udang tepung kesukaannya. Tentu saja, cah kangkung yang menjadi andalan SBC menemani piring kami berdua. Tempatnya yang bersih dan full music membuat kami yang duduk disana bisa bersantap dengan nyaman. Lampu yang bersinar terang membuat para pelanggan yang duduk berbincang disana bisa melihat ekspresi lawan bicaranya secara jelas. 

Disela-sela makan, teman makan saya nyeletuk, bahwa tepat di belakang saya ada tempat duduk khusus untuk aku. Awalnya, diri ini tidak sadar apa maksudnya, tapi ketika menoleh kebelakang otak saya yang lambat akademik  langsung berpikir cepat dan menemukan satu kata yang tepat untuk menggambarkan diri ini: JOMBLO. 

Ya, Tempat duduk tersebut benar-benar sendirian. Hanya ada satu meja kecil dan satu kursi saja. Tempat duduk tersebut tidak terletak di sudut ruangan seperti yang teman-teman bayangkan. Tempat duduk tersebut terletak di tengah ruang agak di belakang. Pengunjung yang datang akan dengan mudah melihat tempat duduk tersebut. Di saat pengunjung lain makan berhadap-hadapan, maka si pengunjung yang memilih tempat duduk jomblo itu akan berhadap-hadapan langsung dengan tembok.

Tempat duduk tersebut hanya ada satu. Maka beruntunglah ia yang jomblo lagi belum memiliki pasangan bersantap makan disana. Kursi Jomblo yang terdapat di sana membuat para jomblo di kalangan mahasiswa merasakan nikmatnya makan sendirian sambil mengerjakan tugas, atau  merenungi hidup jika mau.  Makanan yang tersedia tidak terlalu asin, tanda sang jomblo tidak perlu terburu-buru menikah agar bisa menikmati lezatnya masakan khas SBC. Benar-benar tempat yang menyenangkan untuk sang jomblo. 

Yogyakarta, 4 Maret 2018

AlMubarockal 
dengan diiringi lagu your call nya Secondhand Serenade.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar