Sabtu, 18 Maret 2017

SEMOGA BERHASIL UGM!



Tahun ini, UGM sedang mengadakan hajatan besar. Hajatan 5 tahun sekali ini membuat lingkungan bulaksumur menjadi bergairah. Menggerakkan semua unsur untuk bergerak secara simultan. Kompleks balairung pun riuh dengan antusiasme khalayak yang berminat atau sekadar ingin tahu hajatan apa itu. Hajatan bernama Pemilrek itu pun makin besar gaungnya hingga sampai ke telingaku.

 


Pekan ini, 8 bakal calon rektor sudah berkumpul. Tersebutlah Prof. Ir. Panut Mulyono, M. Eng., D.Eng., Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc., Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.Med.Ed., Ph.D., Dr. Drs. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., dan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D. Persyaratan administrasi sudah terverifikasi. Mereka resmi menjadi petarung di ajang 5 tahunan kali ini. 

 


 Rektor bukanlah sosok yang sempurna. Dia yang mampu menebus semua persyaratan yang diajukan panitia kerja hanyalah manusia biasa. Tentu saja mereka memiliki kelemahan tersendiri dibalik keagungan yang mereka miliki melalui karya-karyanya untuk negeri. Rektor juga butuh seseorang yang mau dan peduli untuk membuat UGM tetap menjadi pelopor di segala aspek. 

 


Saya, Selama kurang lebih setengah tahun menjadi mahasiswa, sudah tahu bagaimana kehidupan mahasiswa di kampus ini, hiruk pikuk dunia perkuliahan, dan isu-isu yang beredar di sekitar kampus. Mudah rasanya untuk mengerti kenapa mahasiswa giat berdialektika di media social karena memang lingkungan UGM mendukung untuk hal itu terjadi dikarenakan banyak peristiwa yang terjadi tiap harinya.

 


Sangat sulit jika menguraikan bagian mana dari permasalahan di kampus ini yang menyebalkan. Setiap kebijakan yang diambil oleh jajaran rektorat membekas dalam ingatan tiap mahasiswa yang menganggap itu sebagai sesuatu yang tidak solutif dan tidak berpihak kepada rakyat. Termasuk maraknya pembangunan yang disokong oleh pemodal berkantong tebal yang dianggap mahasiswa sebagai bentuk lain dari kapitalisasi pendidikan. Entahlah, sudah berapa banyak diskusi dan rilis kajian yang dikeluarkan mahasiswa untuk menanggapi kebijakan jajaran pimpinan kampus. 


UGM juga bisa lupa, mengingat usianya yang kini menginjak kepala enam. Bisa jadi, UGM terlalu jemawa karena karya-karya yang dihasilkannya mampu menuntaskan permasalahan yang mendera negeri ini hingga lupa masalah internalnya belum teratasi dengan cemerlang. 

 


Semua orang memiliki harapan besar kepada para calon rektor agar benar-benar menjadi sosok Ratu Adil. Rektor baru diharapkan mampu memberi perubahan signifikan. Menjadi harapan semua orang, termasuk saya, kepada para calon rector, untuk benar-benar menuntaskan masalah kampus dengan solusi yang menyenangkan banyak pihak. UGM itu unik dan saya yakin ke 8 calon rektor itu tahu bagaimana harus menghadapinya melihat rekam jejak mereka yang berkecimpung di lingkungan kampus sudah sangat lama. Sang calon rektor tentu sudah paham betul wilayah permainannya.

 


Jika teman-teman termasuk orang yang nyinyir dengan keberanian sang calon rektor dalam mendaftarkan diri sebagai bakal calon rektor dan menganjurkan ia untuk focus menuntaskan permasalahan fakultas dan menunaikan janji yang pernah dia ucapkan selama menjabat di lingkungan structural apapun di kampus ini, maka keseriusan niatnya untuk menjadi rektor UGM menurut saya telah dibuktikan dengan kesediaannya mendaftarkan diri, membawa inovasi baru, yang diharapkan mampu membuat kampus perjuangan ini makin mengakar kuat menjulang tinggi. 
 


Satu hal lain yang menarik, yang saya temukan saat mencari-cari informasi seputar pemilrek di dunia maya akhir-akhir ini adalah bahwa mahasiswa UGM tetap mencurahkan keresahannya selama berkutat di kampus biru dengan tulisan-tulisan bermutu walau mereka tahu tidak memiliki andil dalam memilih rektor dan pengambilan kebijakan kampus. Artinya, tulisan yang ditulisnya bukan semata-mata untuk dirinya, namun juga untuk seluruh civitas akademika, dan Kampus UGM itu sendiri. Mereka adalah perlambang dari ketulusan dan kesungguhan akan arti penting kepedulian.



Hari ini, ketika tulisan ini telah selesai dibuat, mahasiswa-mahasiswa senior sibuk berkontemplasi dan menyusun draft pertanyaan untuk memperjelas maksud mereka yang berani menceburkan diri sebagai sosok penguasa kawah candradimuka bulaksumur. Hari ini pula, ke 8 calon rektor sedang harap-harap cemas menanti pertemuan dengan seluruh civitas akademika akhir maret nanti. Mari kita berdoa agar dimudahkan semua proses dan hasil terbaik sesuai usaha masing-masing pihak. Semoga berhasil UGM, selamat memulai lembaran baru bersama dia yang lama.


Bulaksumur, 15 Maret 2017


AlMubarockal


Mahasiswa Sastra